Sejarah tari tradisional
B.Sejarah Tari Tradisional
Seni tari tradisional tidak datang begitu saja akan tetapi melalui cerita sejarah yang cukup panjang dan di lihat dari empat masa di antaranya sebagai berikut:
1.Masa Sejarah
Para masa prasejarah, masyarakat Indonesia sangat menganut kepercayaan animisme, dinamisme,ateisme.Tarian tradisional yang di ciptakan saat itu memiliki gerakan yang sederhana dan di barengi dengan alat musik tarian ini di hubungkan dengan kepercayaan yang dapat memberikan kekuatan luar biasa, sehingga gebrakannya menjadi sakral.
2.Fungsi Tari Tradisional
Setiap contoh atau jenis dari tradisional pada umumnya memiliki fungsi yang berbeda-beda dan memiliki sifat mistik. Selain itu, fungsi dari tari tradisional juga bergantung pada kebudayaan dari masing-masing daerah yang memiliki tradisi tersebut, beberapa fungsi utama dari tari tradisional adalah sebagai berikut:
1.)Ditampilkan dalam upacara ritual. Fungsi pertama
dari tari tradisional adalah harus memenuhi kaidah
yang telah secara turun temurun harus dijaga dan
menjadi suatu tradisi. Pada umumnya, upacara
ritual diselenggarakan ketika ada hal-hal tertentu
dan dilakukan oleh orang tertentu pula. Terkadang,
tari tradisional yang menjadi upacara ritual juga
harus menyajikan sesaji pada tempat tertentu.
2.)Upacara penobatan kepala adat, raja dan lainnya.
Fungsi kedua adalah sebagai bagian dari upacara
penobatan, contohnya seperti Tari Bedhaya
Ketawang yang berasal dari Jawa Tengah.
3.)Upacara kematian merupakan fungsi selanjutnya
seperti pada tari tradisional Tari Mapeliang dari
Sulawesi.
4.)Upacara untuk membangun sebuah rumah
contohnya adalah tari Seru Kju No Gawi yang
berasal dari daerah Timor.
3.Keunikan Tari Tradisional
Tari tradisional memiliki keunikan yang menjadi ciri khas atau karakteristik dari tari tradisional dan membedakannya dari jenis tari yang lainnya. Berikut beberapa keunikan atau ciri dari tari tradisional tersebut:
1.)Mengikuti pakem atau aturan gerakan dasar yang wajib diikuti.
2.)Diiringi oleh musik tradisional khas daerah
setempat.
3.)Menggunakan busana pakaian tradisional khas
daerah setempat.
4.)Ditransmisikan dan dipelajari secara lisan atau dari
mulut ke mulut secara langsung dari generasi lama
ke generasi penerus.
5.)Mengandung filosofi yang berasal dari pemikiran
kearifan lokal setempat.
6.)Memiliki fungsi sosial adat, seperti untuk keperluan
upacara adat atau kegiatan lokal lainnya.
7.)Terkadang memiliki syarat khusus seperti waktu,
tempat, dan hanya beberapa orang yang
diperbolehkan untuk membawakannya
Komentar
Posting Komentar